22 September 2007


“Bapak mau jadwalnya saya majukan, ada pesawat yang akan terbang sebentar lagi”, sapa petugas boarding. O o tawaran menarik, spontan ku jawab, ”wah boleh juga, masih ngejar gak mas?”, “sebentar lagi boarding pak”…. Alhamdulillah jawab ku dalam hati. Kemurahan Allah yang tidak terduga, padahal seharusnya saya baru bisa terbang satu jam lagi dari pukul 18.10 Wita.

Ramadhan kali ini ini memang fully miracled. Berbagai keajaiban saya rasakan meskipun tidak semuanya dapat dijabarkan dengan kata – kata. Bayangkan dengan segala jerih payah akhirnya komputer untuk Khalil anak pertamaku berhasil di rakit, tali silaturahmi yang sempat terputus puluhan tahun kembali terjalin, hingga kabar gembira menjadi kandidat TBE 2007.

Atau seperti yang saya sempat lakukan kali ini buka puasa di atas ketinggian 25 ribu kaki ketika segalanya terasa dekat dan terasa jauh. Dekat karena seakaan – akan di ketinggian inilah baitullah berada. Dimana benchmark kiblat saya hanyalah kedalaman hati yang merasa keberadaan Tuhan sangat dekat dari titik kehidupan ini. Terasa jauh karena alasan klise, terpisah sementara dari kedua anak dan istri yang sangat berarti padahal Cuma 2 hari lho.

Ramadhan on 25.000 feet berarti juga ketegangan. Bayangkan saya tengah menaiki pesawat jenis Boeing 737 – 200 yang sudah unrecommended for flight. Belum lagi ketika akan take off terdengar bunyi denging cukup lama dan memekakan telinga, meskipun akhirnya bisa juga mendarat dengan sempurna. Pasrah Cuma itu yang bisa saya lakukan, orang bijak bilang “La Takhaf wala Tahzan, Innalaha maa anna..” jangan takut dan jangan bimbang – Allah beserta kita.

(25.000 feet height – 190807 to Jakarta )

0 pendapat:

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget