06 October 2009

My Twitter : @kabulindrawan

Hari ini saya kembali menerima sms mengenai waktu gempa di Sumatra dan kaitannya dengan Al-Qur’an. Begini bunyinya “.... gempa Sumbar pukul 17:15 dan 17:58, gempa di Jambi pukul 8:52...” coba lihat di Al- Qur’an.
Saya tertegun...”Masya Allah arti dari Surah 17 (al-israa) dan 8 (al Anfaal) luar biasa mengejutkan saya. Semua bercerita soal azab yang diterima kaum Nabi Nuh dan hukuman bagi Fir’aun laknatullah.”
Waduh... kok gitu ya... orang mencoba mengkait – kaitkan bencana dengan Al Qur’an... assosiatif insinuatif (dipaksakan terkait ya terkaitlah). Lalu muncul pertanyaan mendasar... apa iya ratusan bahkan mungkin ribuan orang yang tewas dan tertimbun di Sumbar dan jambi adalah hamba Allah yang mungkar dan masuk kriteria layak azab????
Bagaimana... apakah layak azab 300 orang warga lembah gunung tigo yang tertimbun longsoran, atau puluhan anak di Pariaman selatan yang tertimbun di sebuah surau padahal saat itu mereka tengah mengaji - tengah mengagungkan nama Allah.

Kemudian ada yang mengkaitkan gempa tersebut dengan pelantikan 550 anggota DPR baru, yang dinilai pemborosan dan menzholimi banyak orang, sehingga Allah memberi peringatan dengan gempa di Sumbar.
Lho kok?? Allah kan Maha Adil, Maha Rahman dan Rahim... kalau yang zholim DPR ,lantas kenapa Sumbar yang diazab??? Kenapa tidak DPR saja yang ditenggelamkan ke tanah seperti halnya Qarun laknatullah atau ambrukkan saja gedung yang penuh dengan kemungkaran tersebut...
Kenapa tidak berfikir bahwa ratusan / ribuan korban gempa tersebut justru di muliakan Allah dengan dicabut nyawanya agar tidak menjadi korban keZholiman. Diangkat derajatnya oleh Allah agar disegerakan pada Surganya yang luar biasa Indahnya dari pada berlama-lama di dunia daripada menderita di dunia.
Tidakkah kita berfikir, jangan – jangan yang tersisa saat ini adalah orang-orang yang mungkar. Dan kini tengah menunggu Azab Allah yang pedih untuk di hancurkan dengan sehancur –hancurnya ??? (naudzubillahi min zallik – semoga Allah menyelamatkan kita).

Bayangkan gempa di Tasik dengan besaran 7,5 SR saja cukup menakutkan warga Jakarta, bahkan sebagian gedung rusak ringan. Padahal jarak pusat gempa cukup jauh dari ibukota. Bagaimana Kalau Gempa lagi dengan besar 12 SR??? Seperti apa ibukota yang penuh dengan gedung bertingkat ini???
Jadi ingat lagu Opick
Allah Engkau dekat, Penuh kasih sayang
Takkan pernah Engkau biarkan hambamu menangis
Karna kemurahanMu...Karna Kasih sayang Mu...”

(Bekasi, 5 Oktober 2009)

03 March 2009


My Twitter : @kabulindrawan

"Alamak....hey badut badut kecil, kalian apakan stick golf ayah..." tidak ada satupun diantara 2 anak ku yang menjawab, mereka hanya tertawa cekikikan. Bahkan sibungsu Khafi Dheva dengan santainya menjadikan big bertha kesayanganku sebagai pacul....ampuuuun deh.

"Ayah ayo main golf... mas Khalil mau main golf ayah..." bujuk Khalil si barep. "Ok lah...". jadilah Sunday lovely morning kami semua pagi itu seperti meneer - meneer bermain golf halaman samping rumah yang hanya berukuran 5 x 10 meter persegi, dengan panorama pohon keladi, jambu setinggi 15 senti dan pohon duren yang juga masih kecil serta beralas rumput Gajah (bukan rumput golf), amat jauh dari standar PGA... but chuek ajalah...

Dengan bekal stick golf dan bola plus nyeker, minus kaos polo. Permainan kami tidak bisa tergolong nyaman, karena Khafi selalu berusaha terlibat memukul bola yang akan kami gunakan....


"Adek Khafi menyingkir, mas mau suwing setik golf" wah gawat kalau khalil udah pakai istilah suwing alias swing, naga naganya bakalan ada budget tambahan buat golf driving nih... pusing suwing...

Tapi... ya sudahlah... yang penting hepi... demi anak, apapun dilakukan selama halal dan thoyibah (gitu katanya pak ustad), tak perduli stick ku penuh tanah yang penting anak anak bisa main dengan ayahnya yang sedang jenuh dengan aktivitas kantor he he he...

.....you are the sun shine in my life
you are the sun shine in my lifeeee....

(bekasi, 1 Maret 2009)

27 February 2009


Lelah sekali saya hari ini, entah kenapa pekerjaan mulai menjadi sebuah rutinitas yang luar biasa menjemukan. Padahal sudah berbagai cara kulakukan untuk membuang rasa bosan dan jenuh yang sudah sampai di ubun ubun ini.

Pulang ke rumah merupakan ritualitas yang amat ditunggu. membayangkan Khalil membuka pintu dan berteriak "Ayah...." sambil lompat kegirangan, serta Khafi yang lucu mengekor dibelakang tertawa gembira dan berceloteh "ayah ayah...tu wa ga pat ma nam ju pan nam ma...." duh indah nya... hidup ini

Tapi sayang sekali, dua matahari kecil kami rupanya sudah terlelap. Saya hanya bisa menatap dua wajah lucu tak berdosa ini cukup lama sebagai pelepas lelah....ah...bola mata ku.

Selamat Tidur Malaikat kecilku, kami mencintaimu, Semoga Allah selalu menyayangi kalian

****************************

Pejamkanlah rebahkanlah dirimu

Lepaskanlah segala yang tlah kau lewati
Bermimpilah Mimpi tentang diriku

Jadikanlah sebagai bunga tidurmu yang indah
Dan tidurlah sayang

Biarkan dirimu merentang melayang

Dan aku disana menunggu dirimu di gerbang bersama

Sampai esok tlah menjelang
("dan Tidur lah - Andra and The Backbone")


(Bekasi, 25 Februari 2009)

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget