19 April 2012

My Twitter : @kabulindrawan




Kepanikan warga akibat gempa Aceh 11 April 2012, membuat saya teringat kembali akan peristiwa 8 tahun lalu. Dede Mirwanda, saya tidak pernah lupa ketika menemukan anak ajaib ini disebuah tempat yang sama dengan nama saya “Kabul” di Deli serdang, Sumatera Utara. Cerita ini merupakan sequel dari penugasan saya sebagai FP dalam tragedi “Indonesia Menangis” – gempa tsunami Aceh 2004.

Senin siang 3 Januari 2004, sebuah perintah datang dari Jakarta. Saya diminta mencari seorang anak yang bernama “Dede Mirwanda” di Sumatera Utara. Tidak banyak petunjuk yang bisa membimbing saya kepada anak ini, selain dede adalah anak angkat Presiden yang menolak diajak ke Jakarta serta ia sudah diterbangkan ke Medan - Sumatera Utara.

Selanjutnya menjadi tugas saya untuk mencari anak istimewa ini diantara jutaan warga Aceh yang menyelamatkan diri ke Sumatera Utara. Wahhhh.... bagaimana caranya mendapatkan anak ini ? jangan kan data lengkap, wajahnya pun belum pernah saya lihat.

****

Langkah pertama saya dan rekan – rekan biro Medan, adalah mendatangi seluruh institusi resmi dan tidak resmi yang menangani para pengungsi Aceh. Semua menjawab dengan makna yang sama meski dengan kalimat berbeda seperti, “maaf dik tidak tahu” atau, ” tidak ada dalam data base kami” hingga yang menyenangkan hati, “ oke kalau dapat, nanti kami kabari”. Meski demikian saya tidak boleh putus asa, saya tetap meninggalkan nomor telepon dengan harapan jika sewaktu – waktu ada yang mengetahui keberadaan anak tersebut.

Seketika saya ingat, doa orang puasa pasti diijabah Tuhan sehingga saya memohon segala kemurahanNya dari segala informasi yang tersembunyi. Keajaiban itu datang, sekitar pukul 4 sore saya menerima sebuah telepon dari orang yang tidak dikenal. Ia mengatakan, “Dede Mirwanda ada di Batang kuis Deli Serdang, di rumah lurah Nuraini”.... belum sempat saya mengucapkan terima kasih, telepon sudah terputus.

 Tanpa pikir panjang, kami langsung menuju lokasi yang dimaksud. Pengalaman lucu pun terjadi, beberapa kali saya bertanya dimana rumah lurah Nuraini pada warga Batang kuis. Jawabnya, “Gang Kabul...”  sempat saya berprasangka mereka mengolok – olok saya karena Id card yang tergantung dileher dengan jelas tertulis nama saya “Kabul Indrawan”.

****


Sekitar pukul 6:30 an sore saya sampai ketempat yang dituju dan ternyata disana terdapat sebuah papan petunjuk “Jln Kel. Kabul” atau Jalan keluarga Kabul. “Wah, kejutan saya menemui anak yang hilang dalam gang saya sendiri”, pikirku.

Dede memang ditampung oleh keluarga lurah Nuraini yang baik hati. Ibu Nuraini sendiri tidak pernah menduga kalau Dede Mirwanda ternyata adalah anak angkat Presiden. Ia juga tidak pernah mengharapkan menjadi popular dengan mengangkat anak yatim piatu korban bencana Tsunami Aceh, yang ada dibenaknya adalah kemanusiaan atas nama sesama makhluk Tuhan.

Pertemuan dengan Dede, mengakhiri perjalanan panjang kami seharian, mencari satu pengungsi anak yang istimewa diantara jutaan pengungsi lainnya. Peristiwa ini pun terjadi bersamaan dengan kumandang adzan Maghrib, Dede seakan menjadi pelepas dahaga dan ta’jil terindah dari semua shaum sunnah yang pernah saya jalani ketika itu.

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget