27 June 2007



Belakangan ini, Khalil anak pertamaku punya hobi baru. Memainkan kamera digital atau handycam. Awalnya alat penangkap gambar itu hanya dipergunakan untuk mengabadikan wajahnya sendiri, yang lucu dan mungil. Namun sebagai ayah yang baik dengan pengetahuan jurnalisme yang sedikit kuketahui, perlahan - lahan saya coba arahkan mengambil objek yang menarik perhatiannya.
Hasilnya...cukup lumayan. Dalam 2 hari dia mampu menterjemahkahkan kalimat ajar saya menjadi gambar yang bisa dibilang cukup menarik. Secara statistikpun, cukup banyak jumlah gambar yang bisa dikategorikan bermakna untuk anak usia 3,5 tahunan. Rata - rata 4 foto yang jelas fokus dan komposisinya dari 10 kali jepret.
Lucunya pula, dia mampu menjelaskan kepada ibunya (istriku) dengan kalimat sederhana tentang apa yang sudah diambilnya. Seperti ayah tidur di kursi dengan kaos celana pendek, ayah bangun siang (karena minggu lho ya) ibu di dapur. Atau tentang anggrek spesies yang tidak terawat di pekarangan kami, dia bilang: pohonnya hijau, tempatnya rusak, pasirnya habis dimakan tikus...ha ha ha

Ya ampun, lucu juga anak sekecil ini mampu mendeskripsikan sesuatu dan berupaya senaratif mungkin dengan diksi yang gak lebih dari 100 kata yang dia miliki.
Ya, sedini mungkin memang ku upayakan dua buah hati kami mampu bercerita dan berkomunikasi dengan baik, meskipun suatu saat dia tidak harus menjadi jurnalis seperti bapaknya.

(Makassar, 260607)

0 pendapat:

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget