30 October 2007

When you're down and troubled
And you need some loving care
And nothing, nothing is going right
Close your eyes and think of me
And soon I will be thereTo brighten up
even your darkest night

You just call out my name And you know
wherever I amI'll come running to see you again
Winter, spring, summer or fallAll you have to do is call
And I'll be there
You've got a friend

ya.....sahabat you've got a friend. See you again

- Thanks to you, CAROLE KING -

(Makassar, 301007)

17 October 2007


Menjadi nara sumber sebuah forum jurnalistik, merupakan salah satu kesenangan saya semenjak ditugaskan di Makassar. Bukannya bermaksud mencari tandingan atau pamer ilmu, tapi mencari kepuasan diri untuk berbagi pengalaman sebagai seorang jurnalis.

Selama dua tahun sekurangnya sudah 20 forum atau workshop yang menjadikan saya sebagai salah satu pembicara. Salah satu workshop terbaru yang saya hadiri dan sangat berkesan adalah "Workshop Jurnalisme Investigatif" pada tanggal 19 September 2007 yang lalu.

Berbeda dengan workshop sebelumnya, kali ini saya duduk satu meja dengan Sherry Richiardi salah seorang jurnalis investigatif senior dari Amerika Serikat, Sukriansyah Latief - pemred harian fajar dan radot gourning - wartawan radio 68H papua.


Satu hal yang membuat saya takjub dengan Sherry yang juga merupakan profesor di Indiana University, dengan rendah hati dia mengatakan " I am just a simple journalist".

Wah jurnalis sekaliber dia saja mau merendah dan dengan senang hati membagikan ilmunya. fenomena ini agak berbeda dengan sebagian kecil jurnalis Indonesia yang menganggap dirinya adalah selebritis karena sering muncul di layar kaca (sepert sebuah iklan shampo ya he he he...)

Dalam workshop ini saya mengulas sedikit perjalanan peliputan ketika Fabianus Tibo cs akan dieksekusi. Saya memberikan sedikit tinjauan sisi investigatif dari liputan yang tergolong kolosal dalam pengerahan kru liputan, serta beberapa liputan lainnya seperti konflik Aceh, Poso, maupun saat saat tegang ketika berusaha membebaskan 157 orang TKW yang disekap makelarnya pada tahun 2002 lalu.

Namun bukan itu yang menjadi kepuasan saya kali ini. Kepuasan kali ini terletak pada adanya kesempatan untuk bisa menunjukkan pada seorang jurnalis asing mengenai aktivitas jurnalistik di Indonesia. Kenapa? karena selama ini muncul kesan wartawan Indonesia kerap di Identikan dengan uang serta agak mudah untuk memanipulasi berita demi uang seperti yang dipraktekkan para wartawan Bodrek.

Ini adalah forum luar biasa, terlepas luar biasanya juga honor yang saya terima sebagai pembicara, sehingga mampu menutupi cicilan rumah saya selama 2 bulan ke depan. Sebuah workshop yang menunjukkan kami jurnalis Indonesia juga punya otak, nurani dan NYALI untuk meliput sesuatu meskipun harus bertaruh nyawa.


(Makassar, 17 Oktober 2007)

13 October 2007


Suatu pagi yang indah seorang wanita muda dan cantik terlihat tergesa - gesa menuju salah satu surau di kota Makassar, "pak Ustad sudah terlambat belum ya? saya mau bayar zakat fitrah dan zakat maal", "silahkan mbak" jawab ustad muda tersebut.

"Ini uangnya pak Ustad mohon diterima, saya sudah niatkan untuk zakat dan sudah saya Ikhlaskan", "Masya Allah, banyak sekali mbak. Zakat Fitrah disini cuma Rp.18.400,-. Tapi ini lebih banyak dari dari seharusnya" sang Ustad tidak bisa menahan takjubnya melihat uang yang sangat banyak terbungkus sebuah amplop tebal berwarna coklat.

Kemudian gadis itu menjawab, " lho kan sisanya zakat profesi dan zakat maal saya pak, memang salah ya? 2,5 % dari harta milik saya kan?", "memang betul mbak, tapi ini besar sekali, memang pekerjaan mbak apa??" tanya ustad lagi.

" Saya PELACUR ustad," jawab si perempuan. Spontan muka Ustad muda tersebut berubah, merah dan berdiri dengan angkuhnya sambil berkata, "Astagfirullah, ini harta kotor... Haram ... haram...najis untuk dizakatkan. Pergilah dari sini dan jangan pernah kembali lagi selama kamu masih jadi pelacur".

Dengan muka tertunduk dan berlinang air mata, wanita malang ini berdiri dan berkata dengan lemah, " Ustad apakah sudah tidak ada surga lagi untuk orang seperti saya? jika anda melihat saya kotor apakah Allah juga melihat saya Najis... ustad Saya hanya mau didoakan..." kemudian dia melangkah keluar surau dengan gontainya.

Wanita tersebut rupanya seorang Madonna di kawasan nusantara salah satu lokasi pelacuran terbesar di Kota Makassar. Sedangkan sang ustad adalah pria muda yang mengaku menguasai dalil - dalil agama dan mentahbiskan dirinya ustad termuda di kota ini.

*************************************************************************************
Yang menjadi perhatian saya adalah demikian kotorkah wanita itu, serta sedemikian burukkah uang yang akan dizakatkannya, sehingga harta yang akan diserahkan tersebut tidak akan mampu membersihkan laiknya mengelap kaca kotor dengan kain penuh debu.

Lalu apa bedanya dengan sang Ustad yang menjadikan agama sebagai tameng dan mencari nafkah dengan cara berdakwah dan memungut bayaran yang mungkin tidak murah dalam setiap show nya. Apakah itu bukan menjual ayat - ayat Tuhan atau dengan kata lain dia juga seorang pelacur yang memanfaatkan keahliannya sebagai penghapal sebagian kecil ayat-ayat Tuhan.

Apakah tidak mungkin jika dengan ketulusan si pelacur memberi zakat serta ke ikhlasan sang Ustad mendoakan, tiba - tiba ada keajaiban. Si pelacur mungkin saja akan menemui seorang pelanggan yang ingin menikahinya dengan baik - baik. Dan ahirnya pelacur itu menjadi wanita terhormat serta memiliki keluarga sakinah mawa'dah warahmah.

Wanita tersebut mungkin sementara ini tidak tahu harus mencari nafkah dengan cara apa? dia tidak menjadi pencuri dan tidak menjadi pengganggu suami orang, melainkan prialah yang mencari kepuasan dari dirinya. Si perempuan hanya mampu menjual badan, sebuah jasa yang jelas unrecommended profesion for any women in this world.

Namun yang jelas, ada keinginan untuk mencari kebaikan keinginan untuk berubah dan keinginan untuk mencari Ridha Allah. Al Qur'an yang suci sudah mengatakan dalam Surah Al Lail, ayat 12 - 21:

"Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang"

(12). Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk
(13). Dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah Akhirat dan Dunia

(14). Maka kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala -nyala

(15). Tidak ada yang masuk kedalamnya kecuali orang yang paling celaka

(16). Yang mendustakan kebenaran dan berpaling dari iman

(17). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu
(18). Yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkannya

(19). Padahal tidak ada satu orang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya.

(20). Tetapi dia memberikan itu semata mata karena mencari keridhaan Tuhannya yang maha Tinggi
(21). Dan kelak dia benar- benar mendapat kepuasan


"Maha benar Allah dengan segala Firmannya. "

Apapun alasannya, Pelacur itu berhak untuk berubah dan berhak mencari wajah Allah diantar dunia yang penuh kebohongan ini.

(Makassar, 13 October 2007)


Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget