13 October 2007


Suatu pagi yang indah seorang wanita muda dan cantik terlihat tergesa - gesa menuju salah satu surau di kota Makassar, "pak Ustad sudah terlambat belum ya? saya mau bayar zakat fitrah dan zakat maal", "silahkan mbak" jawab ustad muda tersebut.

"Ini uangnya pak Ustad mohon diterima, saya sudah niatkan untuk zakat dan sudah saya Ikhlaskan", "Masya Allah, banyak sekali mbak. Zakat Fitrah disini cuma Rp.18.400,-. Tapi ini lebih banyak dari dari seharusnya" sang Ustad tidak bisa menahan takjubnya melihat uang yang sangat banyak terbungkus sebuah amplop tebal berwarna coklat.

Kemudian gadis itu menjawab, " lho kan sisanya zakat profesi dan zakat maal saya pak, memang salah ya? 2,5 % dari harta milik saya kan?", "memang betul mbak, tapi ini besar sekali, memang pekerjaan mbak apa??" tanya ustad lagi.

" Saya PELACUR ustad," jawab si perempuan. Spontan muka Ustad muda tersebut berubah, merah dan berdiri dengan angkuhnya sambil berkata, "Astagfirullah, ini harta kotor... Haram ... haram...najis untuk dizakatkan. Pergilah dari sini dan jangan pernah kembali lagi selama kamu masih jadi pelacur".

Dengan muka tertunduk dan berlinang air mata, wanita malang ini berdiri dan berkata dengan lemah, " Ustad apakah sudah tidak ada surga lagi untuk orang seperti saya? jika anda melihat saya kotor apakah Allah juga melihat saya Najis... ustad Saya hanya mau didoakan..." kemudian dia melangkah keluar surau dengan gontainya.

Wanita tersebut rupanya seorang Madonna di kawasan nusantara salah satu lokasi pelacuran terbesar di Kota Makassar. Sedangkan sang ustad adalah pria muda yang mengaku menguasai dalil - dalil agama dan mentahbiskan dirinya ustad termuda di kota ini.

*************************************************************************************
Yang menjadi perhatian saya adalah demikian kotorkah wanita itu, serta sedemikian burukkah uang yang akan dizakatkannya, sehingga harta yang akan diserahkan tersebut tidak akan mampu membersihkan laiknya mengelap kaca kotor dengan kain penuh debu.

Lalu apa bedanya dengan sang Ustad yang menjadikan agama sebagai tameng dan mencari nafkah dengan cara berdakwah dan memungut bayaran yang mungkin tidak murah dalam setiap show nya. Apakah itu bukan menjual ayat - ayat Tuhan atau dengan kata lain dia juga seorang pelacur yang memanfaatkan keahliannya sebagai penghapal sebagian kecil ayat-ayat Tuhan.

Apakah tidak mungkin jika dengan ketulusan si pelacur memberi zakat serta ke ikhlasan sang Ustad mendoakan, tiba - tiba ada keajaiban. Si pelacur mungkin saja akan menemui seorang pelanggan yang ingin menikahinya dengan baik - baik. Dan ahirnya pelacur itu menjadi wanita terhormat serta memiliki keluarga sakinah mawa'dah warahmah.

Wanita tersebut mungkin sementara ini tidak tahu harus mencari nafkah dengan cara apa? dia tidak menjadi pencuri dan tidak menjadi pengganggu suami orang, melainkan prialah yang mencari kepuasan dari dirinya. Si perempuan hanya mampu menjual badan, sebuah jasa yang jelas unrecommended profesion for any women in this world.

Namun yang jelas, ada keinginan untuk mencari kebaikan keinginan untuk berubah dan keinginan untuk mencari Ridha Allah. Al Qur'an yang suci sudah mengatakan dalam Surah Al Lail, ayat 12 - 21:

"Dengan nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang"

(12). Sesungguhnya kewajiban Kamilah memberi petunjuk
(13). Dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah Akhirat dan Dunia

(14). Maka kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala -nyala

(15). Tidak ada yang masuk kedalamnya kecuali orang yang paling celaka

(16). Yang mendustakan kebenaran dan berpaling dari iman

(17). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu
(18). Yang menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membersihkannya

(19). Padahal tidak ada satu orang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya.

(20). Tetapi dia memberikan itu semata mata karena mencari keridhaan Tuhannya yang maha Tinggi
(21). Dan kelak dia benar- benar mendapat kepuasan


"Maha benar Allah dengan segala Firmannya. "

Apapun alasannya, Pelacur itu berhak untuk berubah dan berhak mencari wajah Allah diantar dunia yang penuh kebohongan ini.

(Makassar, 13 October 2007)


1 pendapat:

Advertise said...

setuju banget, karena rahmat Allah untuk semua hambanya, termasuk pelacur itu, tapi justru salah bila pak ustadz itu tidak bisa menjadi rahmat bagi pelacur tersebut.

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget