02 March 2008

Akhirnya sabtu pagi saya, istri dan kedua anakku berkesempatan ke kampus yang sudah 9 tahun kami tinggalkan. Nuansa akademis, suasana kere dan prihatin kembali meruak di ingatan ini. Ruang - ruang kuliah yang menjemukan, lab - lab yang sunyi , lorong hampa dan banyak lagi

Terbayang kembali ketika saya dan istri harus ketempat pembuangan sampah akhir di Cijeruk hanya untuk mencari puluhan botol balsem yang akan dipakai pacarku (istriku sekarang) sebagai wadah inokulasi bakteri.

Menjadi kondektur, jualan disket atau saat saya harus menjual beberapa kaleng susu kental manis, agar dapat bertahan hidup. Bahkan meminjam dana Rp.540.000,- dari almamater dengan konsekuensi menggadaikan ijazah hingga pinjaman lunas agar penelitianku jalan terus. Dan jadilah saya melamar kerja di Monsanto (dulu) hanya bermodalkan surat keterangan lulus saja ha ha ha... (what's life).

Diakhir masa kuliah, saya dan pacar (sekali lagi istriku sekarang) berfoto didepan logo bulat IPB sambil tertawa...Akhirnya selesai sudah perjalanan 6 tahun kami menjadi mahasiswa gembel, yang mencoba bertahan kuliah dengan berbagai basic survival to be barchelor. 9 tahun kemudian saya dan istri kembali berfoto ditempat ini didampingi ke dua anakku Khalil dan Khafi.

Kangen juga mau kuliah lagi, tapi pake duit siapa?? duit dari mana?? mengandalkan IPK, kayaknya berat. Maklum saya tergolong mahasiswa NASAKOM alias Nyaris Satu Koma, gimana gak satu koma, belajar dengan menahan lapar karena gak punya uang untuk makan, dan nyambi apa aja supaya bisa tetap kuliah...asal bisa lulus aja udah sukur... maklum (lagi) bapak cuma pns rendahan dan ibu hanya penjahit kecil...kedua orang tuaku memang orang kecil yang tidak bervisi kecil dan tidak berjiwa kerdil.

Istilah mereka, mau jumpalitan kayak apapun, yang penting anak - anak harus sekolah. Bahkan mereka juga mengajarkan anak - anaknya harus tahan banting dan tidak cengeng dengan kondisi yang kami alami saat itu. Bayangkan dengan gaji yang tidak seberapa, bapak dan Ibu harus membiayai kakakku yang sedang kuliah di Farmasi UGM, juga adik yang baru diterima di Hortikultura IPB. Meskipun akhirnya masku yang sulung harus melepas kuliahnya dan memilih jadi PNS demi meringankan beban bapak ibu....

Mudah - mudahan saja saya dan istriku dapat membesarkan Khalil dan Khafi seperti bapak ibu membesarkan kami, tapi dengan perencanaan yang lebih baik tentunya. La Takhaf Wala Tahzan Innalaha Ma Anna... Insya Allah

(bekasi, 1 Maret 2008)

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget