27 May 2006


"konichiwa, watashi no indonesia jin kabul indrawan desu. douzo yorushiku onengaishimasu," "haik watashiwa morita desu, yorushiku onengaishimasu. Anatawa shigoto nan desuka" "watashiwa metrotv no shimbunkisha desu" " aa so desu, watashimo shimbunkhisa desu" wahh akhirnya meskipun dengan bahasa asal bisa juga saya bercakap – cakap dengan morita salah seorang warga Jepang yang saya temui disela - sela seminar THE FUTURE OF ASIA di Tokyo.
Menariknya Morita rupanya juga seorang jurnalis dari sebuah media cetak ternama di Jepang. Dari percakapan basa basi singkat itulah akhirnya kami bertukar pengalaman dan cerita tentang berbagai peliputan yang pernah masing - masing kita lalui.
Morita sempat mengungkapkan kekagumannya terhadap jurnalis Indonesia yang cukup berani meliput didaerah konflik. Sebaliknya saya juga memuji mereka tak kalah hebat dalam pemberitaan yang kerap mampu menjungkalkan rezim yang berkuasa.
Tidak hanya itu, saya juga sempat bertukar pikiran bagaimana kreatifnya pertelevisian Jepang, dengan program program yang cukup edukatif dan cerdas. Rupanya menurut morita san, masyarakat Jepang cukup jenuh dengan informasi perang, chaos, pencemaran lingkungan dll yang membuat mata dan otak lelah. Program program kreatif yang melibatkan kepesertaan masyarakat awam justru sangat digemari. Alangkah bertolak belakang kondisi pertelevisian Indonesia yang sering menyajikan mimpi dan ilusi yang membodohkan demi sebuah rating yang sangat absurd.
"arigato gozaimashita morita san, to moushimasu"
(Tokyo, 26 Mei 2006)

Categories

Pages

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget